Tuesday, January 18, 2011

Bila Sudah Lewat


Bila cinta sudah lewat.

Tapi dia lewat, bukannya menghilang tanpa jejak.

Kata yang terucap sudah terekam.


Ikrar yang tertulis sudah tersimpan.

Lagu yang dibagi sudah teralun, terngiang setiap hari.

Meski tak lagi bisa dipercaya

Ketika cinta yang baru hadir,

Akankah kata yang sama dapat terucap?

Akankah ikrar yang sama dapat tertulis?

Akankah lagu yang sama dapat teralun?


Saya tidak Rela berbagi lagu.

-uma-

Monday, January 10, 2011

What Does He Feel?

Tiga puluh menit saya berbincang dengannya.
Tiga puluh menit pula dia mengoceh tak lelah, dengan topik berganti-ganti tiap 15 detik.
Sebentar dia bercerita tentang adiknya tersesat di Bogor,
Sebentar dia berkisah tentang masa kecilnya sebagai juara sekolah,
Sebentar dia mengaku ingin bertemu Cici Paramida his beloved wife,
Sebentar dia ingin menyusul Sungoku melakukan perjalanan ke barat mencari kitab suci.

Baiklah.

Semua diceritakan dengan senyum terkembang, with spirit of child enthusiasm.

Apa yang di-rasa orang ini?

Dia mengalami gangguan otak setelah kecelakaan berat yang mencederai kepalanya.
Ingatannya sudah jelas hilang, dia tiga bersaudara tapi dia mengatakan punya 5 kakak-adik dan mampu menyebutkan nama-nama (fiktif) berikut kehidupan mereka.
Jenjang akademis sudah jelas tak bisa memberikannya harapan, tak peduli dulu dia juara kelas berapa kalipun.
Kehidupann sosialnya, keluarga, tetangga, sahabat, kekasih.. Akal sehatnya?

Apa yang di-rasa org ini?
Dia tak hentinya senyum lebar sambil berkisah kacau dengan ceria,
Apa dia benar bahagia?

One of my psychiatric lecturer said,
"Pasien skizofrenia adalah orang paling bahagia di dunia. Justru filsuf zaman dulu menyatakan lebih baik tidak menyembuhkan mereka, dianggap memudarkan kebahagiaan, menghadapkan mereka kembali kepada realita"

Jadi, apa yang di-rasa orang ini?
Apa dia benar bahagia?
Apa dia lebih senang kehilangan akal sehatnya, sehingga tidak perlu memusingkan pekerjaan, himpitan ekonomi, pergaulan sosial, dan lain lainnya..

Tapi masak sih ada orang prefer kehilangan akal demi merasakan bahagia?

-uma-

PS: Thank God for giving me chance observing patient on psychiatric ward. This means world to me, remind me of my own ideal perception on seeing LIFE as a WONDERFUL GIFT :)