Saturday, January 30, 2010

Even it’s (maybe) fun, there must be a reason so that I don’t wanna be a dentist



Setelah Dua minggu menjadi koass ilmu penyakit gigi dan mulut RSPAU Esnawan Antariksa-Halim,
Saya mengambil sebuah kesimpulan:

UNTUNG SAYA GAK JADI DOKTER GIGI

Emang sih, kayaknya keren jadi dokter gigi, working with that swirl-thing.. give some charismatic short order:

“BUKA MULUT”

“KUMUR”

“BUANG”

“Gigit kapasnya!..Jangan, bukan, itu bukan buat DI TELAN…”

Dan nggak ada yang berani ngelawan sama dokter gigi kalo lagi begini..
Saya ingat extractie pertama saya (baca: nyabut gigi orang lain)..
Nggak TEGA banget.

Pasien saya adalah seorang gadis cilik 6 tahun, mau cabut dua gigi depannya.
Setelah anestesi lokal pake spray Chlorethyl itu, saya mulai narik2 gigi-nya..NGGAK BISA-BISA AJA LOH..
Padahal itu gigi udah goyang,,huwhuw.. kalo menurut Dokter Pembimbing saya, itu karena saya kurang kuat narik tang-nya..

Dear God..

Pasien extractie berikutnya,
Ibu – ibu 40 tahun, dengan keluhan impaksi molar tiga (gigi paling belakang),
udah erupsi sebagian..dan ibu2 itu agak rewel..
bisa – bisanya pasien kaya gitu dikasih ke koass seperti saya..
pada akhirnya setelah saya anestesi blok, emang sang dokter gigi yang turun tangan,
asistennya megangin kepala itu ibu,
asisten satu lagi megangin tangan ibu itu,
dan saya berdiri dengan stress sambil megangin tang yang lagi gak dipake..
Aduuuh..gak tega deh ni, kalo dibandingkan pengalaman pertama saya sirkumsisi atau insisi pake pisau bedah lainnya,
Itu semua masih lebih mending..

Dear God,
Masih harus melewati 3 extractie lagi..
SEMANGAT..!!

Remembering These


3 a.m. in the morning ...


“Makanya, Dik..Jadi orang harus BERILMU, supaya ndak menyusahkan orang lain…Ya ??!”
- Dr. Dyah Sri Puspitaningsih , Sp.Rad –

Diucapkan pada suatu siang di Departemen Radiologi RSUP Fatmawati, ketika ada salah seorang staf melakukan kesalahan yang sama berulang kali.
Dari sini saya belajar untuk selalu TAHU apa yang kita lakukan, UNTUK APA kita melakukannya.

“Memang, kuliah kedokteran itu mahal. Tapi, Ingat !! Kalau sudah jadi dokter nanti, JANGAN pernah nyuruh pasien m’bayari uang kuliah Anda. Anda mau jadi dokter kan keinginan sendiri . Nggak ada itu namanya ngejar ‘balik modal’..”
- Prof. Dr. Sidharta Ilyas , Sp.M(K) –

Diucapkan pada sebuah seminar tentang Korelasi Katarak dan Diabetes Melitus.
Dari sini saya belajar bahwa seorang dokter tidak seharusnya semata mengejar materi.

“Kalau masih begini sikap anda, lupakan saja cita – cita menjadi dokter. Bangsa ini TIDAK BUTUH anda sekalian..”
- Dr. H. Widagdo , Sp.A(K) –

Diucapkan pada suatu siang di kelas kepaniteraan dasar Pediatri, ketika kami pasif dalam diskusi karena kurang mempersiapkan materi.
Dari sini saya belajar untuk tidak setengah – setengah dalam berusaha menggapai cita.

“Mau jadi dokter ya harus TEKUN. Lha bahannya saja se-buanyak gitu. Harus mau belajar terus, tanpa bosan. TEKUN ITU MUTLAK, nggak cukup jadi dokter HANYA CERDAS tanpa ketekunan..”
- Drg. Norma Hiariej –

Diucapkan di Poli Gigi dan mulut RUSPAU Antariksa, ketika kami belum cukup siap menerima bimbingan Drg. Frida Tilaar tantang Infeksi Odontogenik dan Infeksi Fokal.
Dari sini saya catat, kalo bakat tanpa usaha sama aja bo’ong.
Selama ini, saya masih suka merasa gimanaaa…gitu kalo inget perkataan mereka. Mudah – mudahan efeknya positif buat saya dalam menapaki perjalanan mengejar cita inii…

Tapi, dari itu semua, gak ada yang lebih berkesan dari…
“Selamat Tinggal , ya Temen – temen semua. Sampe ketemu lagi, ya.. Janji, ya..kalo nanti ketemu lagi kalian udah pada jadi dokter,..titip cita – citaku ini, ya..”
Diucapkan oleh teman kami,,sesaat sebelum dia meninggalkan kampus karena tidak memungkinkan baginya meneruskan kuliah kedokteran.

Waaa…mudah- mudahan saya bakal sering mengingatnya..
Dan menjadi semangat..dalam menjalani hari – hari ini..

Terimakasih, semuanya..

Kali ini lain dari yang biasanya

Selamat Pagi..

Usually I hate movie slash story-book spoiler.
And I hate being one.
But I think I’m gonna excuse myself on this.

Sudah membaca komik Crayon Shinchan no.47??
SAYA SUDAH..!!



Tadinya gak berniat membaca, tapi karena one of my besties Era Nurissama dan seorang Ivan Ghifari merekomendasikannya amat sangat, akhirnya ketika jalan2 di Gramedia sambil nungguin pacar kelar fitness, saya iseng2 beli komik itu..

Kayak apa sih ini..why they force me so bad to read this?
Apakah ini sama ringan-konyol-nggak pentingnya seperti biasanya?
Well,they proved me wrong..
Kali ini lain dari yang biasanya. Komik nyeleneh ini menceritakan tentang kejadian tragis..

Begini ceritanya..

Guru TK-nya shinchan, yaitu ibu matsuzaka yang (menurut cerita) seorang wanita yang craving for love banget, mempunyai seorang kekasih, yaitu pak dokter tokuro..
Ada banyak halangan cinta mereka berdua, malah sempet pisah segala..

Namun, sebelum pak dokter tokuro melakukan penggalian di luar negeri (di Afrika deh, kalo gak salah..) , mereka berdua dipertemukan takdir *caelaahh…* dalam moment yang tepat, dimana pada akhirnya mereka kembali memperkuat cinta, dan berjanji sehidup semati sepulangnya sang pak dokter dari ekspedisi di Afrika nanti..

Tapi, yaaa..

Itu tinggal rencana, karena malang sekali ternyata pak dokter terkena bom teroris dan meninggalkan ibu matsuzaka dalam keadaan lagi senang dan berharap..
HIIIKKKSSS….



Sedih, ya..

Chapter berikutnya cukup mengenaskan, karena walaupun di luarnya si ibu guru TK ini keliatan tegar dan ceria, ternyata she’s still cry a river inside. Desperate dan bahkan bertujuan bunuh diri..
She’s sooo...awful.

Kayak gak punya lagi alasan buat sekedar HIDUP.

Sampai pada akhirnya keputusasaan itu tehapus berkat surat penuh semangat dan cinta dari pak dokter tokuro yang ditulis sebelum kematiannya..
Sang ibu guru kembali semangat dan melanjutkan hari - harinya..
Bersama shinchan dan kawan – kawan..

Well, saya memang tidak pandai bercerita. Mungkin ceritanya kedengeran cheesy kalo dibaca disini. Namun believe it or not, saya mellow sampai beberapa hari karena membaca ini..

Based on those two forcer opinion:
----------
Era : “ waduuu…orang yang lagi seneng atau baru jadian dilarang baca komik ini..perasaan berbunga – bunga bisa HILANG seketika..hiikks”
(FYI, anak ini bukan yang gampang kebawa blue,loh,biasanya..)
----------
Ivan : “Ma, lo mesti baca. Karena ini tentang Ume Matsuzaka. Mesti baca..”
Uma: “lho, kenapa emang kalo tentang Ume Matsuzaka?”
Ivan : “Namanya mirip sama lo, MESTI BACA !!”
(ampun, Van..)
----------
Ini membuktikan bahwa SETIAP ORANG punya sisi lain dalam pribadinya..Mungkin kita membayangkan selama ini kalo si pengarang Crayon Shinchan adalah orang yang melulu mikir tentang humor2 konyol buat diekspresikan di komiknya..Ternyata enggak, tuh..
Hmm..terimakasih telah merekomendasikannya.Salute..

..but that’s not all..check this out..
11 September 2009
Menurut berita dari Iza News, Usui Yoshito, penulis manga Crayon Shinchan, telah menghilang sejak tanggal 11 September 2009. Anggota Kepolisian Prefektur Saitama telah berusaha mencari jejaknya sesuai permintaan dari pihak keluarganya. Koran Yomiuri melaporkan bahwa Usui Yoshitomeninggalkan rumah untuk mendaki gunung pada pagi hari tanggal 11 September itu. Ponsel milik Usui-san aktif, namun tidak ada seorang pun yang mengangkatnya.

19 September 2009 :
Pada 19 September, seorang pendaki gunung menemukan tubuh lelaki di Gunung Arafune, yaitu tubuh milik Usui-san. Tubuh tersebut diidentifikasi jatuh dari ketinggian 250-300 meter dari puncak bebatuan dan hancur dengan kondisi yang parah. Menurut anggota kepolisian, baju yang dikenakan di tubuh mayat itu adalah baju Usui-san. Dan polisi pun membawa mayatnya untuk diidentifikasi lebih jauh.

20 September 2009:
Tubuh tersebut telah diidentifikasi dan dicocokkan dengan rekaman bentuk gigi sebagai Usui Yoshito-san.
Staf editorial di majalah Futabasha Manga Town mengumumkan bahwa “Publikasi manga Crayon Shinchan dihentikan“. Futabasaha mengatakan bahwa “kejadian ini adalah kejadian yang sangat mengejutkan, namun telah berlalu dan jadi masa lalu. Tidak ada kata-kata yang sanggup melukiskan seberapa besar kehilangan dari keluarga yang ditinggalkan, dan mereka juga akan berdoa supaya Usui-san tenang dan bahagia di alam sana.“

I think you already heard about this, anyway..
What an excellent last masterpiece..
What do you think??