Let me ask you how's cinderella story?
Some of you would answer as:Poor girl-magic-royal ballroom dance-glass shoes-finding by the prince-luxurious marriage- happily ever after.
How about I ask about snow white story?
And the answer might be:Princess and 7 dwarfs-poison apple-saved by kiss of the true love which (of course) from gorgeous Prince - lovely marriage-happily ever after.
Okay, local bed time story..
Do you know about 'Ande-ande lumut and Klenthing Kuning'?
Cerita yang biasa, lah. Pangeran mencari istri, terdapat kisah moral didalamnya, bla bla bla... akhirnya berjumpalah dia dengan Klenthing Kuning sang gadis mulia, lalu mereka dipersatukan cinta, dan the story end up as dikisahkan bahagia sampai akhir hayat.
Inget waktu gadis kecil dulu, konsep yang tertanam ya seperti itu, dimana cinta-pernikahan-dan kebahagiaan selalu menjadi tiga hal yang paralel. Menjalani-nya ya semudah kita pergi disekolahkan oleh orang tua, then meeting someone yang akan menjadi kekasih, kemudian menikah,, dan itu akhir dari semuanya.. Masuklah ke pintu gerbang kebahagiaan. Memadu cinta berdua hingga akhir hayat. Se-simpel itu.
Tidak pernah tuh dalam benak kepolosan gadis cilik ada yang namanya cinta tak berbalas, pengkhianatan cinta, kesendirian berkepanjangan, harus berpisah karena beda keyakinan, dan lain-lain..yang tidak seindah dongeng-dongeng yang dibacakan.
Coba gimana jadinya kalo Cinderella tidak pernah ditemukan oleh pangeran, karena pangeran berpikir "masa iya upik abu punya sepatu kaca dan bisa dateng ke pesta dansa istana?"
..Atau bagaimana misalnya kalau ternyata satu dari 7 kurcaci di cerita snow white ternyata diam-diam jatuh cinta sama snow white, gimana perih hatinya lihat snow white yang sudah di urus sama-sama itu pergi dibawa orang asing berkuda putih
..Bagaimana kalo Ariel sang Little Mermaid ternyata tidak bisa bersama Eric karena mereka terlalu berbeda (manusia ama ikan duyung, if you don't remember..)..
Dan kalaupun benar, akhirnya Bertemu kekasih dan menikah, apakah akan selalu diikuti dengan Happily ever after?
True story time,
Beberapa tahun lalu, every monday morning saya memperhatikan ada seorang wanita melewati rumah saya. Arah jalannya berbeda dengan orang- orang lain, yang pada jam segitu baru akan memulai aktivitasnya. Dia mengarah ke perumahan, pulang ke rumahnya. Belakangan saya baru tau, kalau wanita itu baru pulang dari rumah suaminya yang kedua. What?! Ya, dia memiliki dua suami, meskipun poliandri nggak umum dan nggak bisa di sahkan di negara ini. Setiap weekend dia pulang ke rumah suami kedua-nya, yang menafkahinya berikut keluarga dan termasuk suami pertama-nya selama ini.
What?!
Ya, .... Begitulah. FYI, suami pertama wanita ini seorang yang sehat, dan juga berpenghasilan, tapi mungkin ya sedikiiiiii...iit kali ya.Pilihan yang sulit dijalani ya, memutuskan untuk membelah hati seperti itu, mungkin faktor ekonomi juga berperan sih disini. Keadaan rumit begini membuat saya tak lagi ingin bertanya pada wanita ini, masihkah pernikahannya (entah pernikahan yang mana)paralel dengan kebahagiaannya?
Fake story time, (hehehe)
Beberapa tahun lalu juga saya menonton sebuah sinetron, hehehe judulnya saya lupa. Tapi kisahnya tentang wanita bernama Hanum, yang diceraikan suaminya Sunyoto, karena Sunyoto akan menikah lagi dengan wanita yang lebih muda. Naah... Tidak selesai sampai situ saja, setelah cerita begini begitu rupanya sunyoto dan hanum ini masih sama-sama menyimpan cinta, setelah beberapa lama bercerai, jadilah ada usaha untuk mereka menikah kembali. Cerita yang aneh ya.. Saya pikir cerita dramatis njelimet ruwet begini hanya ada di sinetron..
Namuuuuun... Beberapa hari ini sedang tersiar kabar ada salah seorang tokoh masyarakat melakukan hal yang sama, menikah dengan istri kedua, kemudian menceraikan istri pertama, kemudian akan menikah kembali dengan istri pertama, yang berarti istri tua ini menjadi istri kedua.. Karena.. Bla bla bla... Hahahhaaa
One does not as simply as our childhood imagination.
Bukannya saya skeptis dengan love story atau pernikahan ya, hehehhee just thinking that reality is much more complicated that little girl innocent imagination about love-marriage-happiness thing.
Paling bener emang pegang ajaran agama aja deh,Bahwa jodoh itu di tangan Tuhan (dan akan tetap disana kalo kita gak menjemput, hehehee), pernikahan itu ibadah dan menjalaninya harus sesuai pakem ibadah, tidak untuk menyakiti, mencita-citakan keluarga sakinah mawaddah wa rohmah dan seterusnya dan seterusnya.. Kalo udah gitu kayaknya mungkin aja sih love-marriage-happiness menjadi hal yang paralel, mewujudkan baiti jannati, rumahku istanaku.
Ini emang sok tau ngomong doang sih,Saya kan belum beneran merasakan menjalani pernikahan. Hehehe
Hope mine will as sweet fairy tale as hell.
Happily.
Ever.
After.
-uma-
-uma-
No comments:
Post a Comment