Selamat Pagi..
Usually I hate movie slash story-book spoiler.
And I hate being one.
But I think I’m gonna excuse myself on this.
Sudah membaca komik Crayon Shinchan no.47??
SAYA SUDAH..!!
Tadinya gak berniat membaca, tapi karena one of my besties Era Nurissama dan seorang Ivan Ghifari merekomendasikannya amat sangat, akhirnya ketika jalan2 di Gramedia sambil nungguin pacar kelar fitness, saya iseng2 beli komik itu..
Kayak apa sih ini..why they force me so bad to read this?
Apakah ini sama ringan-konyol-nggak pentingnya seperti biasanya?
Well,they proved me wrong..
Kali ini lain dari yang biasanya. Komik nyeleneh ini menceritakan tentang kejadian tragis..
Begini ceritanya..
Guru TK-nya shinchan, yaitu ibu matsuzaka yang (menurut cerita) seorang wanita yang craving for love banget, mempunyai seorang kekasih, yaitu pak dokter tokuro..
Ada banyak halangan cinta mereka berdua, malah sempet pisah segala..
Namun, sebelum pak dokter tokuro melakukan penggalian di luar negeri (di Afrika deh, kalo gak salah..) , mereka berdua dipertemukan takdir *caelaahh…* dalam moment yang tepat, dimana pada akhirnya mereka kembali memperkuat cinta, dan berjanji sehidup semati sepulangnya sang pak dokter dari ekspedisi di Afrika nanti..
Tapi, yaaa..
Itu tinggal rencana, karena malang sekali ternyata pak dokter terkena bom teroris dan meninggalkan ibu matsuzaka dalam keadaan lagi senang dan berharap..
HIIIKKKSSS….
Sedih, ya..
Chapter berikutnya cukup mengenaskan, karena walaupun di luarnya si ibu guru TK ini keliatan tegar dan ceria, ternyata she’s still cry a river inside. Desperate dan bahkan bertujuan bunuh diri..
She’s sooo...awful.
Kayak gak punya lagi alasan buat sekedar HIDUP.
Sampai pada akhirnya keputusasaan itu tehapus berkat surat penuh semangat dan cinta dari pak dokter tokuro yang ditulis sebelum kematiannya..
Sang ibu guru kembali semangat dan melanjutkan hari - harinya..
Bersama shinchan dan kawan – kawan..
Well, saya memang tidak pandai bercerita. Mungkin ceritanya kedengeran cheesy kalo dibaca disini. Namun believe it or not, saya mellow sampai beberapa hari karena membaca ini..
Based on those two forcer opinion:
----------
Era : “ waduuu…orang yang lagi seneng atau baru jadian dilarang baca komik ini..perasaan berbunga – bunga bisa HILANG seketika..hiikks”
(FYI, anak ini bukan yang gampang kebawa blue,loh,biasanya..)
----------
Ivan : “Ma, lo mesti baca. Karena ini tentang Ume Matsuzaka. Mesti baca..”
Uma: “lho, kenapa emang kalo tentang Ume Matsuzaka?”
Ivan : “Namanya mirip sama lo, MESTI BACA !!”
(ampun, Van..)
----------
Ini membuktikan bahwa
SETIAP ORANG punya sisi lain dalam pribadinya..Mungkin kita membayangkan selama ini kalo si pengarang Crayon Shinchan adalah orang yang melulu mikir tentang humor2 konyol buat diekspresikan di komiknya..Ternyata enggak, tuh..
Hmm..terimakasih telah merekomendasikannya.Salute..
..but that’s not all..check this out..
11 September 2009Menurut berita dari Iza News, Usui Yoshito, penulis manga Crayon Shinchan, telah menghilang sejak tanggal 11 September 2009. Anggota Kepolisian Prefektur Saitama telah berusaha mencari jejaknya sesuai permintaan dari pihak keluarganya. Koran Yomiuri melaporkan bahwa Usui Yoshitomeninggalkan rumah untuk mendaki gunung pada pagi hari tanggal 11 September itu. Ponsel milik Usui-san aktif, namun tidak ada seorang pun yang mengangkatnya.
19 September 2009 :
Pada 19 September, seorang pendaki gunung menemukan tubuh lelaki di Gunung Arafune, yaitu tubuh milik Usui-san. Tubuh tersebut diidentifikasi jatuh dari ketinggian 250-300 meter dari puncak bebatuan dan hancur dengan kondisi yang parah. Menurut anggota kepolisian, baju yang dikenakan di tubuh mayat itu adalah baju Usui-san. Dan polisi pun membawa mayatnya untuk diidentifikasi lebih jauh.
20 September 2009:
Tubuh tersebut telah diidentifikasi dan dicocokkan dengan rekaman bentuk gigi sebagai Usui Yoshito-san.
Staf editorial di majalah Futabasha Manga Town mengumumkan bahwa “Publikasi manga Crayon Shinchan dihentikan“. Futabasaha mengatakan bahwa “kejadian ini adalah kejadian yang sangat mengejutkan, namun telah berlalu dan jadi masa lalu. Tidak ada kata-kata yang sanggup melukiskan seberapa besar kehilangan dari keluarga yang ditinggalkan, dan mereka juga akan berdoa supaya Usui-san tenang dan bahagia di alam sana.“
I think you already heard about this, anyway..
What an excellent last masterpiece..
What do you think??