One of my favourite things
adalah ketika saya dan kawan-kawan menyisihkan tiga hari kerja untuk mendaki
gunung, setiap tahunnya.
Sebuah hiburan tersendiri
bagi kami, yang setiap hari akrab dengan hutan beton, menghirup asap timbal
sepanjang waktu, untuk berekreasi memanjakan organ tubuh beberapa jam yang
berharga, ditengah belantara tipis oksigen, di ketinggian sekian ribu meter
diatas permukaan laut.
Walaupun sudah setiap tahun
menapak jalan serupa, tetap saja sambil jalan kami tidak lepas dari decak
kagum, akan kemegahan alam, kehangatan mother earth menaungi anak-anaknya.
Mengungkapkan keindahan alam, berselang-seling dengan keluhan berisik kehabisan
nafas, yang mana suara- suara itu berhenti kala mencapai puncak..
Bernafaspun kami amat
hati-hati. Begitu sunyi hingga we could hear our own heartbeat,
Memandang kejauhan dengan
rasa puas.
Berbisik.
"God, this is beautiful.."
Kepuasan magis memandang
kekosongan penuh kabut itu,
Dimana kesadaran seakan
terseret ke titik nol, mempercayai sekeliling yang seakan mendadak berubah
menjadi fantasi.
Sejak dua purnama silam, saya
menginjakkan kaki di tanah paling timur dalam pemetaan negara saya. Indera saya
setiap hari dimanjakan dengan bau cemara, pepohonan dan gunung, serta udara
basah berkabut. Setiap hari itu pula saya mengagumi-nya.
"God, this is
beautiful.."
Suatu waktu,
Saya dijadwalkan menaiki
transportasi udara menjangkau tempat kerja saya,
melihat semua yang saya
setiap hari kagumi dari ketinggian.
Hutan-hutan cemara raksasa
yang semakin lama makin mengecil, patulannya ada di beningnya danau,
Dibingkai biru-nya langit
yang jernih.
Speechless.
"God, this is
amazing"
Diatas langit masih ada
langit.
Tuhan Maha Indah.
-uma-
No comments:
Post a Comment