Monday, January 23, 2012

Children Playground




Good Morning..

As enjoying my Sunday morning coffee, saya memperhatikan anak – anak bermain di luar klinik. Ada sekitar sepuluh anak laki –laki usia 7-12 tahun bermain bola plastic.

Saat menendang, dia tertawa.

Lalu jatuh terpeleset bola, dia tertawa.

Berhasil menyarangkan gol ke gawang lawan (yang hanya dibatasi oleh dua tumpukan sandal) dai bersorak gembira, lalu tertawa.

So Fun.

Kemudian ada salah satu dari mereka terjatuh karena tersandung temannya. Lalu mukanya menampakkan kemarahan. Mereka bertengkar, saling menyalahkan. Lalu teman 0 temannya yang lain membaca situasi dan melerai keduanya.

Lalu reda sebentar.

And then they laugh their ass off again.

Tak lama kemudian, ruko tempat lokasi klinik ini satu persatu memulai jam operasinya. Motor pekerja dan penjaga ruko berdatangan. Tempat mereka bermain bola plastic menyempit. Akhirnya mereka bubar karena diusir salah satu security.

Mereka pulang sambil tertawa berangkulan,s ambil saling ledek,d engan kata - kata yang ( in my humble opinion) lumayan kasar untuk diucapkan anak – anak. Beberapa menaiki sepeda and run it very slowly supaya bisa ikut melempar kata – kata celaan.

Sayang sekali ya suasana spontan bermain gembira begitu sudah jarang di kota besar. Janjian di pelataran ruko, membawa bola plastic hasil patungan (atau hasil boleh nemu). Biasanya anak – anak jaman sekarang main bola/softball/other sports-game sama-sama karena rutin dimasukkan klub oleh orang tuanya. Atau bermain harus merengek diajak ke pusat bermain anak yang sering ada di mall (not to mention, the cost that relatively expensive for just enjoying the playground). Atau bermain di kelompok bermain dengan aturan – aturan baku terprogram, yang (mungkin) dianggap ‘les’ oleh anak – anak. Bukannya bermain.

Atau anak – anak sekarang sudah ‘puas’ menganggap bermain sebagai mengutak –atik PSP atu iPad-nya di sela – sela kepadatan kegiatan sehari – hari.

Mudah – mudahan anak saya nanti bisa menikmati bermain yang sebenarnya, mengeksplorasi motorik sepuas hati, bercengkrama dengan kawan – kawan sambil tertawa – tawa just like anak – anak yang baru saja menghilang dari pandangan saya ini.

Let’s play.

-uma, mom to be-

No comments:

Post a Comment