Adalah suatu kewajaran.
Seekor burung terbang bebas
diangkasa.
Mengepakkan sayap
selebar-lebarnya.
membiarkan helai bulunya
dipermainkan angin.
Menjejak kosong kaki-kaki
kecilnya sejauh-jauh mungkin dari bumi.
Bila suatu saat
Dengan sukarela ia terbang
masuk ke dalam sangkar berukir indah.
Bukan karena terjebak oleh
kenaifan cenderung bodoh.
Bukan karena ia sudah tak
ingin mengepakkan sayapnya lagi.
Ia hanya menyadari, dirinya
lebih molek bermakna saat menghiasi beranda pilihannya sendiri.
Dengan kepak sayap aneka
warna mempesona,
Dengan kicau senandung merdu.
Dia tau, ada hati yang
bahagia dengan keberadaannya.
Maka dia tak akan pergi.
Dia juga inginkan berbunganya
hati yang berseri.
Walaupun pintu sangkar
terbuka lebar.
Dia tak akan pergi.
-uma-